MENENTUKAN NILAI (GRADING) PESERTA DIDIK
Rabu, 30 November 2011
Setelah seorang guru mendapatkan skor mentah maka selanjutnya adalah menentukan nilai yang didapat oleh masing-masing peserta didik. Pemberian nilai tersebut sangat bergantung pada pendekatan yang digunakan, dimana pendekatan system Penilaian Acuan Norma (PAN) akan berbeda dengan pendekatan system Penilaian Acuan Patokan (PAP).
1. Menilai berdasarkan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian beracukan norma atau norm grade form adalah system penilaian klasik. Nilai hasil belajar siswa yang dinilai menggunakan pendekatan PAN sangat ditentukan oleh kemampuan kelompok atau kelasnya, Karen nilai yang diberikan kepadanya berdasarkan nilai rata-rata kelasnya. Seorang guru melakukan tes di akhir semester I, dari tes ini ditemukan rerata hasil belajar siswa, rerata ini dapat dijadikan grade untuk semester I. Siswa yang skornya di bawah rerata dinyatakan berada di bawah grade semester I. besarnya rerata kelas tersebut dangat bergantung pada kemampuan siswa di kelas tersebut. Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu :
a) Memberi nilai tertinggi 10 jika rentangannya 1-10 dan 100 jika rentangannya 1-100 untuk siswa memiliki skor tertinggi.
Contoh:
Nilai 100 yang didapat Ardi dihitung dari skor mentah yang didapatkannya (80) dibagi skor mentah tertinggi dikalikan nilai maksimal (100). Dengan cara yang sama akhirnya didapatkan nilai untuk siswa yang lain.
b) Nilai diberikan dengan menghitung prosentase jawaban yang benar dimana siswa yang memiliki prosentase jawaban yang benar tertinggi di beri nilai tertinggi.
2. Menilai berdasarkan Penilaian Acuan Norma (PAN)
PAP merupakan singkatan dari Penilaian Acuan Patokan yang nama lainnya sering disingkat PAK ( Penilaian Acuan Kriteria). PAP adalah sebuah pendekatan dalam system penilaian yang menggunakan berbagai kriteria atau patokan tertentu. Sebagai syarat menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan siswa. Dalam pembelajaran pendekatan ini sering digunakan pada system pembelajaran tuntas (mastery learning) dimana tujuan instruksional yang mudah atau yang sukar, yang penting maupun kurang penting harus menjadi kemampuan yang dikuasai dengan baik.
Sesungguhnya untuk mengukur tingkat ketercapaian atau ketidak tercapaian sebuah tujuan kurikulum tidak tepat munggnakan pendekatan PAN, melainkan harus dengan PAP. Jadi penilaian berdasarkan acuan patokan merupakan system yang penting dan paling tepat dalam mengukur efektif atau tidak kurikulum.
Penentuan nilai siswa yang dilakukan dengan PAP ditentukan oleh tercapai atau tidanya criteria yang telah ditetapkan. Criteria yang ditetapkan biasanya disusun berdasarkan pendekatan teoritis yang berorientasi pada kualitas capaian tujuan pembelajaran. Misalnya siswa secara teoritid diyakini memiliki kompetensi yang diharapkan jika minimal 85% materi ajar akan dinyatakan lulus sedangkan dibawah 84% dinyatakan tidak lulus.